Glow Storia – Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah untuk segera memperkuat sistem kesehatan nasional menyusul meningkatnya kasus Influenza A di Indonesia. Menurutnya, lonjakan kasus ini harus menjadi peringatan agar langkah pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap penyakit menular terus diperkuat.
Puan menilai, wabah influenza yang kini mendominasi wilayah Asia Tenggara, terutama subtipe H3N2, menunjukkan perlunya respons cepat dari pemerintah. “Lonjakan kasus Influenza A ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh lengah. Jika tidak ditangani serius, hal ini bisa membebani fasilitas kesehatan dan mengancam keselamatan masyarakat secara luas.” Ujarnya dalam keterangan pers pada Sabtu (18/10/2025).
Menurut laporan World Health Organization (WHO) melalui sistem FluNet, sebagian besar kasus influenza di Indonesia terkait dengan varian H3N2. Meskipun belum ada rincian daerah dengan angka tertinggi, tren peningkatan serupa juga terjadi di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di Thailand sendiri, tercatat lebih dari 700 ribu kasus dengan 61 kematian sejak awal tahun hingga awal Oktober 2025.
Puan menilai, situasi ini harus disikapi dengan langkah strategis yang terkoordinasi agar tidak menimbulkan dampak lebih luas. Ia menekankan pentingnya sinergi antara lembaga kesehatan dan pemerintah daerah untuk memastikan upaya pencegahan berjalan efektif.
Dalam pandangan Puan, peningkatan jumlah kasus Influenza A menjadi ujian bagi ketahanan sistem kesehatan nasional. Ia menegaskan bahwa penguatan fasilitas medis, terutama di tingkat puskesmas dan rumah sakit daerah. Perlu segera dilakukan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini dan respons cepat terhadap penyebaran penyakit.
Puan menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang kesehatan agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan yang cepat dan tepat. Ia menilai, sistem kewaspadaan dini harus diperkuat agar kasus dapat ditangani sebelum berkembang menjadi wabah besar. “Penguatan sistem kewaspadaan dini di seluruh fasilitas kesehatan menjadi keharusan. Kita harus memastikan deteksi dan respons cepat agar penanganan dilakukan secara efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.
Selain kesiapan fasilitas, ia juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan untuk mempercepat diagnosis penyakit pernapasan, serta pentingnya ketersediaan obat-obatan dan alat pelindung diri di seluruh daerah.
Baca Juga : Wisata Bogor: Destinasi Hits dan Ramah Anak untuk Keluarga
Selain aspek medis, Puan menilai edukasi publik menjadi kunci penting dalam menekan penyebaran influenza. Ia mengingatkan masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan sederhana yang terbukti efektif selama pandemi, seperti memakai masker di tempat ramai, menjaga kebersihan tangan, dan memastikan ventilasi ruangan yang baik.
Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat masih harus ditingkatkan agar penularan dapat diminimalkan. Ia juga menekankan bahwa vaksinasi influenza menjadi langkah pencegahan yang tidak kalah penting. “Masyarakat harus terus diingatkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, serta melakukan vaksinasi influenza bila vaksin sudah tersedia,” kata cucu Presiden Soekarno tersebut.
Puan meminta pemerintah untuk memprioritaskan edukasi dan kampanye publik yang mendorong kesadaran masyarakat mengenai bahaya influenza A. Upaya sosialisasi, menurutnya, dapat dilakukan melalui sekolah, fasilitas umum, dan media massa untuk menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas.
Puan juga menyoroti pentingnya memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit penyerta. Kelompok ini dinilai memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi berat akibat infeksi influenza. Ia menekankan bahwa pelayanan kesehatan bagi kelompok berisiko harus diperkuat agar mereka dapat memperoleh pertolongan medis yang cepat ketika terinfeksi.
Ia mendorong agar vaksinasi influenza menjadi bagian dari program kesehatan nasional, terutama bagi kelompok dengan daya tahan tubuh rendah. “Pemerintah bisa memperkuat dengan vaksinasi flu kepada kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki penyakit bawaan,” imbau Puan.
Selain vaksinasi, Puan menilai penting untuk memastikan akses obat-obatan dan perawatan yang terjangkau bagi masyarakat kecil agar tidak ada hambatan dalam mendapatkan layanan medis saat terjangkit influenza.
Data klinis menunjukkan bahwa Influenza A menjadi penyebab utama pasien dewasa dirawat akibat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dengan rata-rata lama rawat mencapai 9 hingga 10 hari. Kasus berat sering kali disertai komplikasi seperti pneumonia sekunder, yang dapat memperparah kondisi pasien.
Melihat tren ini, Puan menilai bahwa meningkatnya kasus influenza di Indonesia dan negara tetangga harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah untuk memperkuat sistem kesehatan nasional. “Peningkatan kasus influenza ini harus menjadi pengingat agar sistem surveilans dan fasilitas kesehatan di seluruh daerah siap menghadapi situasi serupa di masa depan,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa antisipasi terhadap penyakit musiman tidak boleh dianggap remeh. Influenza, yang sering dianggap ringan, dapat menimbulkan dampak besar jika diabaikan, terutama dalam kondisi lingkungan yang memperburuk penyebaran penyakit.
Dalam menghadapi lonjakan penyakit pernapasan seperti Influenza A, Puan menekankan pentingnya sinergi antar lembaga pemerintah pusat dan daerah. Kerja sama lintas sektor diperlukan untuk mengatasi faktor risiko yang mempercepat penyebaran virus, seperti polusi udara, kepadatan hunian, dan sanitasi lingkungan yang buruk.
Menurut Puan, ketahanan sistem kesehatan nasional tidak hanya bergantung pada fasilitas medis, tetapi juga pada kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. “Peningkatan kasus Influenza A ini menjadi pengingat penting bahwa kita harus terus berinvestasi dalam ketahanan sistem kesehatan nasional,” ujarnya.
Ia menutup dengan menegaskan bahwa kesiapan menghadapi penyakit menular harus menjadi prioritas jangka panjang. “Sistem kesehatan kita harus siap menghadapi penyakit musiman seperti influenza yang sering dianggap ringan, tapi sebenarnya bisa berdampak serius jika diabaikan,” pungkasnya.
Simak Juga : Filosofi dan Warisan Budaya di Museum Batik Pekalongan