Glow Storia – Peredaran obat palsu di Indonesia telah menjadi isu serius yang memengaruhi kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia, persentase obat palsu bisa mencapai 10–40 persen dari total obat yang beredar. Fenomena ini sangat berbahaya karena obat palsu umumnya tidak mengandung bahan aktif sesuai takaran atau bahkan berisi zat yang membahayakan tubuh.
Obat palsu dapat menyebabkan pasien gagal mendapatkan manfaat pengobatan, memicu resistensi obat, dan pada kasus tertentu menimbulkan reaksi kesehatan yang fatal. Karena itu, masyarakat harus memahami risiko yang ada dan membekali diri dengan kemampuan untuk mengenali perbedaan antara obat asli dan palsu sebelum digunakan.
Baca Juga : Rahasia Kulit Bersih dan Segar: Panduan Lengkap Menggunakan Micellar Water
Konsumen dapat melakukan verifikasi sederhana sebelum membeli atau mengonsumsi obat. Langkah pertama adalah selalu memeriksa nomor izin edar, tanggal kedaluwarsa, dan identitas produsen. Pastikan semua informasi tercetak jelas dan sesuai dengan data yang ada di situs resmi BPOM.
Langkah berikutnya adalah memastikan membeli obat hanya dari apotek resmi atau distributor yang memiliki izin. Hindari pembelian dari penjual daring yang tidak memiliki reputasi jelas, toko kelontong, atau penjual di media sosial yang menawarkan harga terlalu murah. Jika masih ragu, mintalah pendapat apoteker untuk memastikan keamanan produk yang akan digunakan.
Kewaspadaan masyarakat tidak berhenti pada konsumsi pribadi. Jika menemukan obat yang dicurigai palsu, segera laporkan ke pihak berwenang seperti BPOM atau Dinas Kesehatan setempat. Sertakan informasi detail seperti foto kemasan, nomor batch, nomor izin edar, dan lokasi pembelian.
Selain itu, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam edukasi publik. Membagikan informasi tentang bahaya obat palsu kepada keluarga, tetangga, atau di media sosial dapat membantu mengurangi risiko penyebaran produk ilegal ini. Semakin banyak orang yang paham, semakin sulit bagi pelaku untuk memasarkan obat paIsu di tengah masyarakat.
Simak Juga : Bangkit dari Kegagalan: Cara Mengubah Rasa Takut Menjadi Sebuah Motivasi
Di era digital, informasi tentang obat dan kesehatan sangat mudah diakses. Namun, masyarakat perlu membekali diri dengan literasi kesehatan agar mampu membedakan informasi yang akurat dan menyesatkan. Kemampuan memahami label obat, memeriksa legalitas, hingga mengetahui sumber pembelian yang aman menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki.
Dengan literasi kesehatan yang baik, masyarakat dapat mengambil keputusan yang tepat dalam memilih obat, sekaligus membantu memutus rantai peredaran produk palsu. Kesadaran kolektif ini akan menjadi benteng kuat dalam melindungi kesehatan bersama.