
Glow Storia – Mata merah merupakan kondisi umum yang sering dialami banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah kecil di permukaan mata, yang membuat bagian putih atau sklera tampak kemerahan. Kemerahan ini bisa muncul di salah satu mata atau keduanya, tergantung pada penyebabnya. Dalam banyak kasus, warna merah muncul secara perlahan, dimulai dari warna merah muda yang semakin intens seiring waktu jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, pada beberapa orang, mata merah bisa terjadi secara mendadak tanpa gejala pendahulu seperti gatal atau perih.
Mata merah bisa menjadi tanda dari berbagai gangguan, mulai dari yang ringan seperti kelelahan atau iritasi ringan, hingga kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis segera. Memahami berbagai penyebab mata merah sangat penting agar dapat mengambil langkah tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan menjaga kesehatan mata tetap optimal.
Salah satu penyebab umum mata merah adalah alergi. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat asing yang dianggap berbahaya, meskipun sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Zat pemicu alergi atau alergen dapat berasal dari luar maupun dalam ruangan. Di luar ruangan, penyebabnya bisa berupa serbuk sari tanaman yang tersebar di udara, terutama saat musim berbunga. Sedangkan di dalam ruangan, pemicu alergi biasanya berasal dari bulu hewan peliharaan, debu, atau jamur yang tumbuh di tempat lembap.
Reaksi alergi pada mata umumnya ditandai dengan rasa gatal yang kuat, mata terasa panas atau terbakar, dan sering kali disertai keluarnya air mata berlebih. Penderita mungkin juga merasakan pembengkakan ringan pada kelopak mata. Menghindari sumber alergi merupakan langkah terbaik untuk mencegah kondisi ini, namun jika gejala terus berlanjut, penggunaan obat tetes antihistamin atau konsultasi dengan dokter mata dapat membantu meredakan peradangan dan ketidaknyamanan.
Baca Juga : Jennie Blackpink dan Tren Bahu 90 Derajat yang Jadi Idaman Baru
Kondisi mata kering juga menjadi penyebab umum munculnya kemerahan pada mata. Mata yang kekurangan pelumas alami cenderung mengalami gesekan berlebih antara kelopak dan permukaan kornea, yang akhirnya menimbulkan iritasi. Faktor-faktor seperti terlalu lama menatap layar, paparan udara kering dari pendingin ruangan, atau kurang tidur dapat memperburuk kondisi ini.
Gejala mata kering umumnya meliputi rasa seperti ada pasir di mata, sensasi terbakar, penglihatan kabur, dan kelopak mata terasa berat. Pada beberapa orang, mata kering justru menyebabkan keluarnya air mata berlebih sebagai reaksi kompensasi. Dalam kasus yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan luka kecil pada kornea. Untuk mencegahnya, penting menjaga kelembapan mata dengan menggunakan tetes air mata buatan, mengatur waktu istirahat saat bekerja di depan layar, serta menghindari paparan langsung angin atau asap.
Mata merah juga bisa menandakan adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Infeksi ini sering dikenal sebagai konjungtivitis atau pink eye. Penyebab umumnya adalah penggunaan lensa kontak yang tidak steril atau berbagi alat kosmetik mata dengan orang lain. Infeksi jenis ini sangat mudah menular melalui kontak langsung, baik lewat tangan, handuk, maupun benda lain yang terkontaminasi.
Gejala infeksi pada mata biasanya berupa kemerahan yang menyebar, rasa gatal, keluarnya cairan kental berwarna kekuningan atau kehijauan, serta kelopak mata yang lengket saat bangun tidur. Penanganan infeksi mata sebaiknya dilakukan oleh dokter, karena penggunaan obat yang tidak tepat dapat memperburuk kondisi. Biasanya dokter akan memberikan obat tetes antibiotik atau antivirus tergantung penyebabnya, serta menyarankan untuk menjaga kebersihan mata agar infeksi tidak menyebar.
Selain karena alergi dan infeksi, mata merah juga bisa terjadi akibat cedera fisik atau trauma pada mata. Cedera dapat terjadi karena masuknya benda asing, seperti debu, pasir, atau serpihan kecil yang menggores permukaan mata. Benturan keras atau pukulan juga dapat menyebabkan pembuluh darah pecah dan membuat mata tampak merah.
Trauma pada mata tidak boleh dianggap sepele karena dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Gejalanya bisa berupa rasa nyeri hebat, pandangan kabur, hingga keluarnya darah di bagian putih mata. Apabila hal ini terjadi, segera cari pertolongan medis agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mencegah kerusakan permanen pada penglihatan.
Mata merah juga bisa menjadi pertanda adanya penyakit mata yang lebih berbahaya, seperti glaukoma sudut tertutup akut. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam bola mata secara tiba-tiba. Tekanan ini menekan saraf optik dan dapat menyebabkan kerusakan permanen bila tidak segera diobati.
Gejala glaukoma jenis ini meliputi kemerahan yang parah pada mata, nyeri hebat, penglihatan kabur, melihat lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya, hingga mual dan muntah. Karena kondisinya tergolong gawat darurat, penderita harus segera mendapatkan perawatan dokter spesialis mata untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kehilangan penglihatan permanen.
Untuk membantu proses penyembuhan, penderita mata merah disarankan untuk tidak menggosok mata, karena tindakan ini bisa memperburuk iritasi atau memperluas infeksi. Penggunaan lensa kontak sebaiknya dihentikan sementara sampai kondisi membaik. Mengompres mata dengan air dingin juga dapat membantu meredakan ketidaknyamanan dan mengurangi pembengkakan.
Apabila mata merah disertai nyeri hebat, gangguan penglihatan, atau sering kambuh berulang, sebaiknya segera periksa ke dokter mata. Penanganan cepat dan tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan memastikan kesehatan mata tetap terjaga dalam jangka panjang.
Simak Juga : Pikiran Positif Adalah Kunci Menuju Kehidupan yang Lebih Baik